Thursday, December 03, 2009

][03.12.09][


Cinta Didalam Dua Dimensi yang Berbeda

Entah apa yang sudah aku rasakan saat ini..
Aku merasa asing dengan duniaku..
Seakan badanku bergerak tanpa jiwa dan perasaanku..
Ya..
Aku memang mencintainya..
Meskipun mataku tak dapat melihat,
namun perasaanku telah membuatku 'melihat' kepada cinta yang begitu dalam..
Namun..
Semua telah hilang dari 'pandangan'ku..
Cinta yang indah telah berubah menjadi sebuah kehilangan yang mendalam..
Karena sekarang,
sebuah belaian pun takkan pernah dapat ku rasakan..
...
"Hmm.. Inget yaa.. Aku gak pernah nilai kamu dari kekuranganmu.. Aku tau kok meskipun matamu gak bisa ngeliat, tapi kamu masih punya hati yang bisa kamu gunain untuk 'melihat' semuanya.. Mata hatimu jauh lebih berarti buatku.. Ok?"
Hmm..
Aku selalu merasa bahwa Tuhan itu adil..
Mungkin Dia tidak memberikan sepasang mata yang sempurna untukku dapat melihat..
Namun Ia telah memberikan sebuah cinta,
cinta yang bisa membuatku membuka 'mata'ku untuk melihat dunia yang begitu indah..
Selama ini aku selalu merasa aku tak pernah sempurna untuknya..
Tak jarang aku menyuruhnya meninggalkanku agar ia mendapatkan cinta yang jauh lebih baik untuknya..
Namun kata-kata itu yang selalu terucap olehnya hingga hanya sebuah tangisan yang keluar dari hatiku..
...
Aku buta sejak aku lahir..
Mungkin karena Mamaku yang dulu sering meminum minuman keras sewaktu ia mengandungku..
Ibuku sebenarnya orang yang baik..
Ia sangat menyayangiku..
Aku tidak tahu siapa ayahku..
Ya..
Mamaku mengandungku di luar ikatan pernikahan..
Papaku tidak mau bertanggung jawab dan ia meninggalkan Mamaku..
Mamaku pun mulai frustasi dan ia sering mabuk-mabukan untuk menghilangkan rasa stresnya..
Sewaktu aku lahir dan ketika dokter memberitahukan kepada Ibuku akan ketidaksempurnaan dari kedua mataku,
Mamaku sangat menyesal dan ia berjanji untuk menjagaku dan menjadi 'mata' untukku..
Aku sangat menyayangi Mama..
Entah bagaimana jadinya aku tanpa dirinya..
Waktu aku kecil,
aku sangat ingin untuk mengunjungi sebuah taman bermain..
Aku ingin mengetahui rasanya mengendarai komedi putar, bianglala, kereta mini, dan lain-lain..
Tapi Mama tidak pernah mengabulkan permintaanku..
Karena ia takut terjadi apa-apa denganku..
Ya sudahlah..
Aku yakin Mama sangat mencintaiku,
maka dari itu ia khawatir..
...
Aku mencintainya..
Dan dia mencintaiku..
Indah..
Hanya itu yang bisa aku rasakan tentang cinta..
Cinta..
Aku ingin melihatnya bahagia..
Meskipun kebahagiaanku adalah taruhannya..
Aku bukan ingin memilikinya..
Aku hanya ingin melihat senyuman dari wajahnya..
Namun aku tahu itu tidaklah mungkin untuk orang buta sepertiku..
Aku sering menggunakan tanganku untuk meraba likak likuk wajahnya..
Wajah yang mencintaiku..
Wajah yang kucintai..
Ia membuatku 'melihat' senyumannya..
Ia membuatku 'melihat' kesedihannya..
Ia membuatku 'melihat' akan arti cinta yang sesungguhnya..
Semua begitu indah..
Sampai suatu hari..
"Yang.. Heppiie bday yaw..  Aku cayang kamu.. Yuk yuk.. Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.. Dijamin seneng kok.. Sekalian kado dari aku.."
Aku pun berpikir cukup lama untuk menyetujui ajakannya..
"Ya udah.. Terserah.. Tapi jangan ke tempat yang aneh-aneh ya.."
"Iya.. Aku bakal jagain kamu kok.."
Ia pun menuntunku hingga aku memasuki mobilnya yang tidak aku ketahui merk dan warnanya..
Perjalanan yang kita tempuh kira-kira 30 menit menurut perkiraanku..
"Yuk.. Udah sampe nih.."
Ia pun menuntunku turun dari mobilnya dan aku pun dengan membawa tongkatku mulai berjalan selangkah demi selangkah..
"Sebenernya aku ngajak kamu ke tempat ini karena aku tahu, meskipun kamu gak punya dua mata yang sempurna, tapi kamu masih bisa kok merasakan kebahagian seperti orang-orang pada umumnya.. Jadi aku memutuskan untuk ngajak kamu ke taman bermain ini.. Seperti yang kamu pengen dari kecil.."
Aku pun terkejut..
Sama sekali tidak terlintas di kepalaku kalau ia akan mengajakku ke tempat ini..
"Tapi.. Aku ini sudah besar, aku sudah 16 tahun.. Sudah gak pantes main beginian.. Lagian Mama pasti gak mau aku maen-maen disini.. Kita pulang aja yuk.."
"Ssstttt.. Aku udah minta ijin ke Tante kok.. Dan dia setuju.. Karena ia tahu kalau pergi ke tempat ini adalah impianmu sejak kecil.. Dan ia juga yakin kalau aku bakal jaga kamu dengan baik.. Lagian Tante udah tahu kalau ini adalah kado yang paling baik buat kamu.. Udah.. Gak usah bingung lagi ya, yang.. Aku bakal jagain kamu kok.. Ya udah yuk.. Kita cepetan maen aja.. Nanti keburu sore.."
Satu persatu permainan seru yang ingin aku naiki sejak aku kecil pun ku naiki dengan sebuah gengaman erat dari orang yang sangat ku cintai..
Dari komedi putar, bianglala, kereta mini, dan masih banyak permainan lain yang aku tidak tahu apa itu namanya..
Hari sudah cukup sore ketika aku dan dia akan pulang dari taman bermain itu..
Tenggorokanku serasa sangat kering dan aku pun meminta minum kepadanya..
"Bentar ya, yang.. Aku beliin dulu di sana.. Kamu tunggu di sini.. Jangan kemana-mana.. Ini kamu di pinggir jalan.. Di sebelahmu itu mobilku.. Kamu sungguh jangan kemana-kemana.. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa.. Kamu harus bisa jaga diri ya selama aku gak ada.."
"Iya iya.. Ya udah sana.. Tenggorokanku kering setengah mati nih.. Bisa-bisa aku dehidrasi.."
"Ya udah.. Tapi sungguh kamu jangan kemana-kemana.."
"Iya.."
Ketika aku sadar bahwa ia berjalan sekitar 3 langkah dari tempatku,
sebuah klakson mobil yang cukup keras menyadarkanku bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi..
Ternyata aku benar..
Brakkk..
Bunyi itu membuatku merasa ada petir yang menyambar keras tubuhku..
"Yang.. Kamu dimana?? Yang.. Aku gak mau kamu bercanda.. Aku udah gak haus lagi kok.. Kita pulang aja.. Aku gak mau disini.. Aku takut.."
Tapi tidak ada jawaban..
Aku hanya mendengar suara beberapa orang seperti sedang berkumpul dan berkata-kata dalam bahasa yang cepat dan panik..
"Mbak.. Barusan pacar anda tertabrak mobil.. Sebaiknya kita segera menuju ke rumah sakit karena darah yang dikeluarkan pacar anda cukup banyak.."
Aku tidak kenal orang itu namun aku yakin bahwa ia pasti salah satu dari orang-orang itu..
Jelas aku tidak percaya..
Pacarku tadi membelikanku minum,
sebentar lagi ia pasti kembali..
"Maaf ya.. Saya tidak mengenal anda.. Pacar saya baru saja membelikan saya minum dan saya yakin tidak lama lagi ia pasti kembali.."
"Saya tidak berbohong, mbak.. Saya serius.."
"Ok.. Kalau anda yakin itu pacar saya, tolong sebutkan ciri-cirinya.."
Orang asing itu pun menyebutkan ciri-ciri pacarku dan meskipun aku tidak pernah melihatnya secara langsung,
aku yakin itu dia..
"Gak mungkin.. Gaaakkk.."
Aku menangis sekeras-kerasnya..
Namun aku pun tahu bahwa tidak ada gunanya aku menangis..
Aku harus segera menyelamatkannya..
...
"Yang.. Kamu harus kuat.. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa.. Aku masih butuh kamu untuk ngejagain aku.. Yang, jangan pernah tinggalin aku ya.."
Aku yakin suaraku pasti sangat parau..
Karena entah sudah berapa tetes air mata yang aku keluarkan sejak aku menaiki ambulance ini..
Tidak berapa lama setelah aku berbicara,
aku yakin bahwa ada seseorang yang menyentuh wajahku..
"Aku gak tahu apa sudah cukup aku membahagiain kamu selama ini.. Aku pun gak pernah tahu apa kamu sudah bisa merasakan indahnya dunia selama kamu berada di sisiku.. Aku tidak pernah puas untuk membuatmu selalu tersenyum dan tertawa bahagia.. Maafin aku kalau ternyata hanya itu yang bisa aku kasih buat kamu.. Inget pesenku, kamu harus bisa jaga diri ya selama aku gak ada.. Kamu harus tetep 'melihat' dengan hatimu.. Karena mata hati mu jauh lebih indah dari apapun..Aku cinta kamu.. Meskipun aku gak bisa ada disampingmu lagi.."
Tangan itu pun terlepas..
Detik-detik itu begitu perih untukku..
Aku bisa merasakan orang-orang disekitarku bertindak gelisah dan menggunakan begitu banyak alat bantuan..
Yang aku yakin di gunakan untuk menolong cintaku ini..
Aku menangis..
Lebih deras..
Jauh lebih deras..
Namun aku tidak bisa berteriak..
"Yang.. Bangun.. Aku belum ngucapin terima kasih karena hari ini kamu udah ngajak aku ke tempat impianku.. Aku juga belum ngucapin terima kasih karena kamu telah menolongku dan  dengan sabar-sabarnya selalu menuntunku.. Yang terpenting,aku belum ngucapin terima kasih karena telah menjadi 'mata' yang sempurna untuk hidupku dan terima kasih untuk cinta yang begitu besar yang telah kamu berikan untukku.. Aku mencintaimu.. Aku sangat mencintaimu.."
...
Aku tahu bahwa sekarang sudah terlambat untukku mengatakan semua yang aku rasakan sekarang..
Semua rasa terima kasihku..
Semua rasa indah dalam hatiku..
Bahkan semua perasaan cinta yang ada didalam hatiku..
Aku tak pernah berpikir bahwa inilah akhir dari ceritaku..
Awal yang indah dan akhir yang menyedihkan..
Aku sekarang disini..
Di depan sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang kucintai..
Aku hanya bisa menangis..
Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi..
Aku tak bisa lagi 'melihat' wajahnya..
Aku tak bisa lagi 'melihat' senyumannya..
Aku takkan pernah bisa lagi merasakan cintanya..
Namun yang aku tahu,
cintanya dan cintaku akan tetap bersatu meskipun kami berada di dalam dua dimensi yang berbeda..

-The End-
-I.C.H.E.L-

Monday, September 07, 2009

][07.09.09][

Sebuah Cinta Untuk Dirinya

"Aku cinta kamu.. Apapun yang terjadi, aku tetap cinta kamu.."

Kata-kata itu terus terngiang dalam pikiranku..

Itu adalah kata terakhir yang ia ucapkan padaku sebelum maut menjemputnya..

Tak terasa 5 tahun sudah berjalan sejak saat itu..

Entah mengapa, aku masih tidak percaya akan semua kenyataan pahit itu..

Aku masih merasa dia tetap ada di sini bersamaku..

Ya, meskipun ia telah jauh pergi meninggalkanku, namun cintanya tetap diam di dalam hatiku..

3 tahun setelah ia meninggal, seseorang datang dalam hidupku..

Ia menawarkan cintanya padaku..

Aku tahu bahwa aku tidak mungkin menerima itu semua..

Cintaku takkan bisa berpindah lagi..

Yang bisa ku lakukan untuknya ialah menerimanya sebagai teman..

Namun aku tetap memberinya kesempatan..

Karena aku pikir, mungkin suatu saat ia dapat membuatku mencintainya seperti ia mencintaiku..

Tetapi hingga saat ini, aku tak merasakan getaran cinta sedikitpun padanya..

Berbagai cara ia lakukan agar aku melupakan masa laluku dan berpaling untuk mencintainya..

Meskipun ia tahu bahwa semua itu sia-sia, ia tidak pernah menyerah..

Aku pun tak bisa menolaknya ketika ia kembali menawarkan cintanya untukku..

Aku tak akan mungkin dapat memberikan cinta ini untuk orang lain..

Aku sangat mencintai almarhum cinta pertamaku..

Dan mungkin ia adalah cinta terakhirku..

Aku meneteskan air mata untuk yang kesekian kalinya..

Aku merasa belahan jiwaku telah hilang..

Di sini aku merasa sendiri..

Aku tak punya siapa-siapa lagi..

...

Beberapa hari berlalu sejak aku memutar kembali ingatan-ingatan itu..

Entah mengapa, secara tiba-tiba pacarku mengajakku untuk pergi bersama secara tiba-tiba..

Ia pun tidak memberitahuku akan kemana..

Dengan penasaran pun aku menaiki mobilnya..

Sepanjang perjalanan, aku tidak berhenti bertanya..

Namun, aku baru sadar ketika kami memasuki komplek pemakaman tempat almarhum cinta pertamaku dikebumikan..

Aku pun semakin bingung dengan semua ini..

Apa yang ingin pacarku lakukan dengan membawaku ke tempat ini..?

Setelah ia selesai memarkirkan mobil, ia pun segera menggandeng tanganku dan membawaku berjalan menuju makam cinta pertamaku..

Ia pun segera berlutut dan berkata,

"Hai,teman.. Lama tidak berjumpa denganmu.. Bukankah aku melakukan semua yang kau minta dengan baik..? Terima kasih teman.. Karena kau telah membuatku merasakan indahnya cinta dalam hidupku.."

Ia pun menoleh ke arahku..

Aku terlalu bingung sampai aku lupa bahwa aku masih berdiri..

Aku pun segera berlutut dan menoleh bingung kepada orang yang ada di sampingku..

"Apa yang kamu katakan sebenarnya? Kamu sudah membuatku cukup bingung sekarang.."

Ia pun langsung mengarahkan  jari telunjuknya ke arah mulutku untuk mengisyaratkan agar aku diam..

"Sssst.. Berikan aku waktu 5 menit saja untuk menjelaskan semuanya.."

Ia menyodorkan sepucuk surat kumal kepadaku..

Dengan perasaan bingung, aku menerimanya..

Setelah surat itu ada di tanganku, ia pun kembali melanjutkan kata-katanya..

"Itu adalah surat yang ku terima darinya 5 tahun yang lalu setelah ia meninggal.. Ia adalah teman baikku.. Mungkin ia tidak pernah bercerita padamu tentang diriku karena awalnya aku tidak tinggal di kota ini.. Sejak aku mengetahui bahwa ia mengidap suatu penyakit akut dan waktu yang ia miliki tak lama lagi, aku pun sering pulang-pergi dari kota tempat tinggalku ke kota ini.. Awalnya, aku tidak tahu bahwa ia punya pacar.. Namun ketika ia pergi, ia menitipkan surat ini pada orang tuanya agar di berikan padaku dengan syarat ia tidak ingin kamu tahu semua ini sampai waktunya benar-benar tepat.. Ia memintaku untuk menjaga cintanya serta berusaha untuk mencintainya seumur hidupku.. Awalnya aku cukup bingung, namun ketika aku melihatmu sewaktu pemakaman itu,aku merasakan sepercik cinta dalam hatiku untukmu.. Ya, itu mungkin adalah cinta yang abstrak.. Namun aku yakin itu cinta.. Saat ini aku merasa senang sekaligus sedih.. Aku senang karena aku merasa berhasil karena telah mencintaimu seperti yang ia inginkan.. Namun aku juga sedih karena orang yang aku cintai tidak pernah mencintai diriku.."

Setelah mendengar semua penjelasannya, aku segera membuka surat itu..

"Hai,teman.. Aku yakin sewaktu kamu membaca surat ini, aku sudah pergi jauh dan tidak akan mungkin untuk kembali.. Aku merasa kau adalah teman terbaik yang pernah aku miliki di dunia ini.. Maka dari itu, aku merasa hanya denganmu aku bisa mempercayakan cintaku.. Aku ingin menitipkan cintaku padamu.. Di dalam amplop ini ada sebuah foto.. Ia adalah cinta pertamaku dan selamanya akan menjadi cinta terakhirku.. Sampai kapan pun aku tetap mencintainya meski maut telah merenggut nyawaku.. Namun aku tahu, kepergianku akan meninggalkan luka yang dalam untuknya.. Aku memohon kepadamu teman.. Cintailah dia.. Hiburlah dia.. Temani dia.. Saat ia menangis, berikanlah pundakmu untuknya.. Saat ia tertawa, tertawalah bersamanya.. Aku yakin kamu akan mencintainya seperti aku mencintainya.. Aku harap dia tidak perlu tahu isi surat ini sampai waktunya benar-benar tepat.. Terima kasih teman.. Aku berhutang budi padamu.. Hanya itu permintaan terakhirku padamu..Sampaikan padanya bahwa aku sangat mencintainya.. Apa pun yang terjadi, aku tetap cinta dia.."

Air mataku pun menetes membasahi kertas usang itu..

Pacarku pun memelukku..

Ia berkata,

"Aku akan tetap disini untukmu.. Sampai kapanpun pundakku akan selalu tersedia untukmu.. Menangislah.. Aku tidak akan meninggalkanmu.."

Aku pun menangis lebih keras lagi..

Entah mengapa, semua terasa seperti mimpi untukku..

Tapi aku sadar, bahwa aku harus bangkit..

Aku harus berusaha memberikan cintaku untuk orang lain..

Tapi aku yakin, aku tidak akan pernah melupakan cinta pertamaku..

Karena ia selamanya akan terus menjadi bagian dari memori indahku..

Aku pun segera menghusap air mataku..

Sambil tersenyum, aku berkata,

"Terima kasih untuk semua yang telah kamu lakukan untukku selama ini.. Jangan pernah tinggalkan aku sendiri lagi.. Ajari aku untuk mencintaimu seperti kamu mencintaiku.. Aku ingin memulai lembaran baru dalam hidupku bersamamu.. Aku akan berusaha untuk memberikan cintaku ini untukmu.. Mungkin saat ini aku tidak dapat berkata bahwa aku mencintaimu.. Tapi yang dapat aku katakan sekarang ialah aku akan terus berusaha sampai suatu saat aku mengatakan kata cinta itu untukmu.."

Ia meneteskan air matanya dan memelukku lebih erat lagi..

"Terima kasih.. Aku akan terus menunggu hingga kata itu terucap olehmu..  Aku tidak akan pernah membiarkanmu sendiri lagi.. Aku cinta padamu dan selamanya akan tetap seperti itu.."

Kami pun berpelukan sambil meneteskan air mata..

Aku bahagia..

Meskipun orang yang aku cintai telah tiada, namun ia telah menitipkanku pada seseorang yang benar-benar layak untuk aku cintai..

Terima kasih cinta untuk semuanya..

Semoga kamu turut berbahagia di atas sana..

-The End-

-I.C.H.E.L-

Tuesday, September 01, 2009

][01.09.09][

Peri Tak Bersayap

Hai..

Aku hanyalah seekor peri kecil..

Aku merasa bebas ketika aku terbang tinggi ke atas langit..

Aku merasa senang dengan semua hal yang aku miliki sekarang..

Aku pun juga memiliki sayap yang paling indah di antara teman-temanku..

Semua mata selalu memandang ke arahku setiap aku lewat di hadapan mereka..

Aku sangat mensyukuri semua yang telah Tuhan berikan kepadaku..

Untukku,

sayapku adalah segalanya..

Ia kebahagiaanku,sukacitaku,bahkan semangat hidupku..

Sampai pada hari ini,

aku begitu bersemangat ketika aku menyusuri jalan setapak di negeri peri..

Tak satu pun peri yang tak menoleh ke arahku..

Aku pun menyunggingkan senyumku dan menyapa mereka satu per satu..

Aku pun sengaja melebarkan sayapku dan aku pun terbang ke atas langit..

Aku menari-nari dengan indahnya..

Sama seperti keinginanku,

semua orang memandang kagum pada diriku..

Tetapi,

mungkin karena aku terlalu asyik menari,

aku pun tidak mengetahui bahwa langit indah nan biru itu,

berubah menjadi abu-abu pekat yang sangat menakutkan..

Aku baru menyadari semua itu setelah sebuah guntur mengagetkanku..

Aku pun segera berusaha untuk terbang menuju daratan..

Namun sebuah kilat menyambarku dan aku pun tak sadarkan diri..

Semua begitu kabur dalam pikiranku..

Ketika aku terbangun,

ku rasakan sakit yang amat sangat pada bagian punggungku..

Aku pun terkejut ketika aku mendapati bahwa sayapku yang indah itu,

kini telah hangus terbakar..

Aku merasa aku tak pantas untuk hidup sebagai seorang peri..

Aku merasa diriku cacat dan tidak lagi berguna..

Air mataku pun mengalir deras di pipiku..

Aku menginginkan semua itu kembali kepadaku..

Namun aku tau bahwa itu tidak mungkin terjadi..

Aku menjadi benci pada diriku yang tidak lagi sempurna ini..

Semua temanku berusaha untuk menghiburku..

Cinta yang mereka berikan seharusnya cukup untuk mengobati kepedihanku..

Tapi aku merasa semua yang mereka lakukan tidak ada gunanya..

Mereka tidak merasakan semua yang aku alami!

Setiap hari bagaikan sebuah mimpi buruk untukku,

sampai suatu hari..

Ketika aku berjalan melewati sebuah toko,

aku melihat seekor peri kecil yang duduk diam sendiri sambil termenung..

Namun aku melihat keanehan pada kedua sayapnya..

Sayap kanannya jauh lebih kecil daripada sayap kirinya..

Aku pun merasa kasihan melihatnya..

Aku segera menghampiri peri itu dan duduk di sampingnya..

Aku baru menyadari bahwa peri itu sedang menangis..

Aku pun segera bertanya kepadanya,

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu menangis?"

Peri kecil itu pun menoleh ke arahku,

dan Ia pun menjawab,

"Aku sedih.. Aku merasa bahwa dunia ini tak adil padaku.. Aku di beri sepasang sayap cacat sejak aku kecil.. Sayapku tidak sempurna seperti sayap para peri yang lain.. Semua orang tidak mau menjadi temanku.. Orang tuaku  menganggap aku sebuah kutukan bagi keluargaku..Mereka pun meninggalkanku karena mereka tidak mau mengurus binatang tak berguna sepertiku.. Aku sangat sedih.. Aku ingin merasakan rasanya di cintai sebagai seorang pribadi yang sempurna.. Aku pun juga ingin terbang tinggi di atas langit dan merasakan kebebasan untuk yang pertama kalinya.. Walau aku tau semua itu tidak mungkin terjadi dan selamanya hanya menjadi sebuah impian.."

Aku pun tersadar bahwa hidupku jauh lebih beruntung daripada peri kecil itu..

Tuhan masih memberiku kesempatan untuk memiliki sayap yang begitu indah..

Aku mempunyai keluarga serta teman-teman yang sangat menyayangiku..

Mungkin Tuhan ingin mengajarkanku untuk selalu bersyukur di setiap keadaan..

Aku pun menyunggingkan senyumku pada peri kecil itu dan aku pun berkata,

"Hai,peri kecil.. Kalau tidak ada 1 orang pun di dunia ini yang ingin menjadi temanmu, maka aku pun yang akan menemanimu dan aku akan selalu berada di sampingmu.. Walaupun kita tidak bisa merasakan indahnya hidup layaknya seekor peri, aku yakin rencana Tuhan selalu indah pada waktunya.. Lagipula, meskipun kita tidak punya sayap, kita masih memiliki sepasang kaki untuk kita dapat berjalan.. Aku akan menemanimu.. Kita akan menjadi sepasang sahabat tak bersayap yang akan saling menguatkan.."

Ia pun tersenyum kepadaku..

Untuk pertama kalinya sejak kejadian itu,

aku merasa bangga pada diriku..

Karena sekarang aku telah belajar menjadi peri yang selalu mengucap syukur..

Kami berdua pun bercanda tawa di sepanjang jalan..

Peri kecil itu kini dapat kembali tertawa dan ia tidak lagi meratapi nasibnya..

Semua begitu indah untuk kami berdua..

Dan kini aku yakin,

aku akan tetap mendapat kebahagiaan meskipun aku hanya seekor peri kecil tak bersayap..

-The End-

~I.C.H.E.L~