Thursday, December 03, 2009

][03.12.09][


Cinta Didalam Dua Dimensi yang Berbeda

Entah apa yang sudah aku rasakan saat ini..
Aku merasa asing dengan duniaku..
Seakan badanku bergerak tanpa jiwa dan perasaanku..
Ya..
Aku memang mencintainya..
Meskipun mataku tak dapat melihat,
namun perasaanku telah membuatku 'melihat' kepada cinta yang begitu dalam..
Namun..
Semua telah hilang dari 'pandangan'ku..
Cinta yang indah telah berubah menjadi sebuah kehilangan yang mendalam..
Karena sekarang,
sebuah belaian pun takkan pernah dapat ku rasakan..
...
"Hmm.. Inget yaa.. Aku gak pernah nilai kamu dari kekuranganmu.. Aku tau kok meskipun matamu gak bisa ngeliat, tapi kamu masih punya hati yang bisa kamu gunain untuk 'melihat' semuanya.. Mata hatimu jauh lebih berarti buatku.. Ok?"
Hmm..
Aku selalu merasa bahwa Tuhan itu adil..
Mungkin Dia tidak memberikan sepasang mata yang sempurna untukku dapat melihat..
Namun Ia telah memberikan sebuah cinta,
cinta yang bisa membuatku membuka 'mata'ku untuk melihat dunia yang begitu indah..
Selama ini aku selalu merasa aku tak pernah sempurna untuknya..
Tak jarang aku menyuruhnya meninggalkanku agar ia mendapatkan cinta yang jauh lebih baik untuknya..
Namun kata-kata itu yang selalu terucap olehnya hingga hanya sebuah tangisan yang keluar dari hatiku..
...
Aku buta sejak aku lahir..
Mungkin karena Mamaku yang dulu sering meminum minuman keras sewaktu ia mengandungku..
Ibuku sebenarnya orang yang baik..
Ia sangat menyayangiku..
Aku tidak tahu siapa ayahku..
Ya..
Mamaku mengandungku di luar ikatan pernikahan..
Papaku tidak mau bertanggung jawab dan ia meninggalkan Mamaku..
Mamaku pun mulai frustasi dan ia sering mabuk-mabukan untuk menghilangkan rasa stresnya..
Sewaktu aku lahir dan ketika dokter memberitahukan kepada Ibuku akan ketidaksempurnaan dari kedua mataku,
Mamaku sangat menyesal dan ia berjanji untuk menjagaku dan menjadi 'mata' untukku..
Aku sangat menyayangi Mama..
Entah bagaimana jadinya aku tanpa dirinya..
Waktu aku kecil,
aku sangat ingin untuk mengunjungi sebuah taman bermain..
Aku ingin mengetahui rasanya mengendarai komedi putar, bianglala, kereta mini, dan lain-lain..
Tapi Mama tidak pernah mengabulkan permintaanku..
Karena ia takut terjadi apa-apa denganku..
Ya sudahlah..
Aku yakin Mama sangat mencintaiku,
maka dari itu ia khawatir..
...
Aku mencintainya..
Dan dia mencintaiku..
Indah..
Hanya itu yang bisa aku rasakan tentang cinta..
Cinta..
Aku ingin melihatnya bahagia..
Meskipun kebahagiaanku adalah taruhannya..
Aku bukan ingin memilikinya..
Aku hanya ingin melihat senyuman dari wajahnya..
Namun aku tahu itu tidaklah mungkin untuk orang buta sepertiku..
Aku sering menggunakan tanganku untuk meraba likak likuk wajahnya..
Wajah yang mencintaiku..
Wajah yang kucintai..
Ia membuatku 'melihat' senyumannya..
Ia membuatku 'melihat' kesedihannya..
Ia membuatku 'melihat' akan arti cinta yang sesungguhnya..
Semua begitu indah..
Sampai suatu hari..
"Yang.. Heppiie bday yaw..  Aku cayang kamu.. Yuk yuk.. Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.. Dijamin seneng kok.. Sekalian kado dari aku.."
Aku pun berpikir cukup lama untuk menyetujui ajakannya..
"Ya udah.. Terserah.. Tapi jangan ke tempat yang aneh-aneh ya.."
"Iya.. Aku bakal jagain kamu kok.."
Ia pun menuntunku hingga aku memasuki mobilnya yang tidak aku ketahui merk dan warnanya..
Perjalanan yang kita tempuh kira-kira 30 menit menurut perkiraanku..
"Yuk.. Udah sampe nih.."
Ia pun menuntunku turun dari mobilnya dan aku pun dengan membawa tongkatku mulai berjalan selangkah demi selangkah..
"Sebenernya aku ngajak kamu ke tempat ini karena aku tahu, meskipun kamu gak punya dua mata yang sempurna, tapi kamu masih bisa kok merasakan kebahagian seperti orang-orang pada umumnya.. Jadi aku memutuskan untuk ngajak kamu ke taman bermain ini.. Seperti yang kamu pengen dari kecil.."
Aku pun terkejut..
Sama sekali tidak terlintas di kepalaku kalau ia akan mengajakku ke tempat ini..
"Tapi.. Aku ini sudah besar, aku sudah 16 tahun.. Sudah gak pantes main beginian.. Lagian Mama pasti gak mau aku maen-maen disini.. Kita pulang aja yuk.."
"Ssstttt.. Aku udah minta ijin ke Tante kok.. Dan dia setuju.. Karena ia tahu kalau pergi ke tempat ini adalah impianmu sejak kecil.. Dan ia juga yakin kalau aku bakal jaga kamu dengan baik.. Lagian Tante udah tahu kalau ini adalah kado yang paling baik buat kamu.. Udah.. Gak usah bingung lagi ya, yang.. Aku bakal jagain kamu kok.. Ya udah yuk.. Kita cepetan maen aja.. Nanti keburu sore.."
Satu persatu permainan seru yang ingin aku naiki sejak aku kecil pun ku naiki dengan sebuah gengaman erat dari orang yang sangat ku cintai..
Dari komedi putar, bianglala, kereta mini, dan masih banyak permainan lain yang aku tidak tahu apa itu namanya..
Hari sudah cukup sore ketika aku dan dia akan pulang dari taman bermain itu..
Tenggorokanku serasa sangat kering dan aku pun meminta minum kepadanya..
"Bentar ya, yang.. Aku beliin dulu di sana.. Kamu tunggu di sini.. Jangan kemana-mana.. Ini kamu di pinggir jalan.. Di sebelahmu itu mobilku.. Kamu sungguh jangan kemana-kemana.. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa.. Kamu harus bisa jaga diri ya selama aku gak ada.."
"Iya iya.. Ya udah sana.. Tenggorokanku kering setengah mati nih.. Bisa-bisa aku dehidrasi.."
"Ya udah.. Tapi sungguh kamu jangan kemana-kemana.."
"Iya.."
Ketika aku sadar bahwa ia berjalan sekitar 3 langkah dari tempatku,
sebuah klakson mobil yang cukup keras menyadarkanku bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi..
Ternyata aku benar..
Brakkk..
Bunyi itu membuatku merasa ada petir yang menyambar keras tubuhku..
"Yang.. Kamu dimana?? Yang.. Aku gak mau kamu bercanda.. Aku udah gak haus lagi kok.. Kita pulang aja.. Aku gak mau disini.. Aku takut.."
Tapi tidak ada jawaban..
Aku hanya mendengar suara beberapa orang seperti sedang berkumpul dan berkata-kata dalam bahasa yang cepat dan panik..
"Mbak.. Barusan pacar anda tertabrak mobil.. Sebaiknya kita segera menuju ke rumah sakit karena darah yang dikeluarkan pacar anda cukup banyak.."
Aku tidak kenal orang itu namun aku yakin bahwa ia pasti salah satu dari orang-orang itu..
Jelas aku tidak percaya..
Pacarku tadi membelikanku minum,
sebentar lagi ia pasti kembali..
"Maaf ya.. Saya tidak mengenal anda.. Pacar saya baru saja membelikan saya minum dan saya yakin tidak lama lagi ia pasti kembali.."
"Saya tidak berbohong, mbak.. Saya serius.."
"Ok.. Kalau anda yakin itu pacar saya, tolong sebutkan ciri-cirinya.."
Orang asing itu pun menyebutkan ciri-ciri pacarku dan meskipun aku tidak pernah melihatnya secara langsung,
aku yakin itu dia..
"Gak mungkin.. Gaaakkk.."
Aku menangis sekeras-kerasnya..
Namun aku pun tahu bahwa tidak ada gunanya aku menangis..
Aku harus segera menyelamatkannya..
...
"Yang.. Kamu harus kuat.. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa.. Aku masih butuh kamu untuk ngejagain aku.. Yang, jangan pernah tinggalin aku ya.."
Aku yakin suaraku pasti sangat parau..
Karena entah sudah berapa tetes air mata yang aku keluarkan sejak aku menaiki ambulance ini..
Tidak berapa lama setelah aku berbicara,
aku yakin bahwa ada seseorang yang menyentuh wajahku..
"Aku gak tahu apa sudah cukup aku membahagiain kamu selama ini.. Aku pun gak pernah tahu apa kamu sudah bisa merasakan indahnya dunia selama kamu berada di sisiku.. Aku tidak pernah puas untuk membuatmu selalu tersenyum dan tertawa bahagia.. Maafin aku kalau ternyata hanya itu yang bisa aku kasih buat kamu.. Inget pesenku, kamu harus bisa jaga diri ya selama aku gak ada.. Kamu harus tetep 'melihat' dengan hatimu.. Karena mata hati mu jauh lebih indah dari apapun..Aku cinta kamu.. Meskipun aku gak bisa ada disampingmu lagi.."
Tangan itu pun terlepas..
Detik-detik itu begitu perih untukku..
Aku bisa merasakan orang-orang disekitarku bertindak gelisah dan menggunakan begitu banyak alat bantuan..
Yang aku yakin di gunakan untuk menolong cintaku ini..
Aku menangis..
Lebih deras..
Jauh lebih deras..
Namun aku tidak bisa berteriak..
"Yang.. Bangun.. Aku belum ngucapin terima kasih karena hari ini kamu udah ngajak aku ke tempat impianku.. Aku juga belum ngucapin terima kasih karena kamu telah menolongku dan  dengan sabar-sabarnya selalu menuntunku.. Yang terpenting,aku belum ngucapin terima kasih karena telah menjadi 'mata' yang sempurna untuk hidupku dan terima kasih untuk cinta yang begitu besar yang telah kamu berikan untukku.. Aku mencintaimu.. Aku sangat mencintaimu.."
...
Aku tahu bahwa sekarang sudah terlambat untukku mengatakan semua yang aku rasakan sekarang..
Semua rasa terima kasihku..
Semua rasa indah dalam hatiku..
Bahkan semua perasaan cinta yang ada didalam hatiku..
Aku tak pernah berpikir bahwa inilah akhir dari ceritaku..
Awal yang indah dan akhir yang menyedihkan..
Aku sekarang disini..
Di depan sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang kucintai..
Aku hanya bisa menangis..
Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi..
Aku tak bisa lagi 'melihat' wajahnya..
Aku tak bisa lagi 'melihat' senyumannya..
Aku takkan pernah bisa lagi merasakan cintanya..
Namun yang aku tahu,
cintanya dan cintaku akan tetap bersatu meskipun kami berada di dalam dua dimensi yang berbeda..

-The End-
-I.C.H.E.L-